CNG Plant Tambak Lorok Semarang







Profil CNG Plant Tambak Lorok
Compressed Natural Gas (CNG) Plant Tambak Lorok adalah fasilitas penyimpanan gas alam dalam bentuk CNG untuk Pusat Listrik Tenaga Gas & Uap (PLGU) Tambak Lorok. PT Indonesia Power (IP) dan PT Perta Daya Gas (PDG) bekerja sama untuk mewujudkan fasilitas CNG Plant ini dengan skema Built, Operate & Own (BOO). CNG Plant ini merupakan bagian dari penugasan PT Perusahaan Listrik Negara – PLN (Persero) kepada IP dalam rangka menghapus pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) di pembangkit listrik. Proyek pertama PDG ini merupakan bagian strategi untuk mendapatkan revenue lebih awal dalam rangka sustainability perusahaan dan breakthrough dalam menangkap peluang bisnis.
CNG Plant Tambak Lorok ini berupa fasilitas kompresi dan penyimpanan gas alam yang berasal dari Lapangan Gundih, Cepu, dengan kapasitas 17 BBTU per hari untuk memenuhi kebutuhan energi primer PLTGU Tambak Lorok Semarang pada saat beban puncak.
Gas alam milik IP berasal dari PT Sumber Petrindo Perkasa (SPP) sebagai pemilik pipa gas Gundih – Semarang dan PT Pertamina EP sebagai Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) Lapangan Gundih , Cepu.
PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Semarang terletak di Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, yang terdiri dari 2 blok PLTGU Combined Cycle dengan daya terpasang 1.034 MW yang berbahan bakar High Speed Diesel (HSD) dan Marine Full Oil (MFO) dan 3 (tiga) unit Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar MFO dengan daya terpasang 2 x 50 MW dan 1 x 200 MW.
Diperlukan usaha untuk dapat mengoperasikan PLTGU Tambak Lorok sebagai pemasok beban puncak (peak shaving load). Kebutuhan beban puncak ini berkisar dari pukul 17.00 – 21.00 WIB, dengan pola operasi 4 (empat) jam per hari. Untuk dapat memenuhi beban tersebut makan harus disediakan fasilitas penyimpanan gas yang dapat menyimpan selama 20 jam yang selanjutnya akan disalurkan ke pembangkit dalam waktu 4 (empat) jam.
Gas alam yang berasal dari Gundih mulai mengalir sejak pertengahan Mei 2014 dan secara bertahap (ramping up) akan mengalir sebesar 50 BBTU per hari melalui jaringan pipa sepanjang +- 120 km, kemudian masuk ke dalam fasilitas penerimaan gas milik IP. Gas sebesar 32 BBTU per hari digunakan langsung untuk mesin pembangkit base load dan 17,96 BBT per hari dialirkan menuju CNG Plant untuk disimpan dan akan digunakan oleh pembangkit pada jam beban puncak (peak load shaver)